Ada miliaran penduduk bumi, namun Sang Pemilik Kehidupan senantiasa menciptakan satu potensi kepribadian baru untuk setiap bayi yang lahir, dengan amat spesifik dan unik. Setiap bayi ini sejatinya akan tumbuh menjadi insan yang memiliki amanat untuk melaksanakan sebuah tugas yang tak kalah spesifik dan unik, ditetapkan hanya untuk peran masing-masing bakal individu tersebut, tidak ada satu peran pun yang sama. Setiap individu juga sudah dilengkapi dengan default factory setting yang kompatibel dengan apapun tugas yang akan diembannya.
Meskipun berbeda spesifikasi, namun frekuensi dan panjang gelombang yang sama akan membuat sekelompok pemeran saling berdekatan dan berkumpul untuk menyatukan sumber daya demi terlaksananya peran masing-masing dengan lebih total dan optimal.
Rahasia terlaksananya peran spesifik ini ada pada menemukan surat perintah penugasan diri yang telah tertulis dalam blue print skenario hidup kita, sejak ruh ditiupkan ke dalam kandungan ibu. Setelah blue print kita kenali maka tugas berikutnya adalah mengaktivasi default factory setting yang kita miliki, lewat membaca semesta dan menguasai life skill yang kita perlukan. Sambil menyalakan radar hati demi mendeteksi panggilan tugas untuk peran yang paling dakat dan harus kita laksanakan segera. Peran ini akan tumbuh seiring dengan berkembangnya potensi diri yang berhasil menemukan kesejatiannya.
Maka benarlah jika dikatakan.. "Barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya.." Ketika seorang manusia mengenal dirinya dengan sangat baik, maka sesuai fitrah dia akan bergerak menemukan peran dan memahami tugas sejatinya di muka bumi.
Sayangnya kita sering lalai mengenali kesempurnaan Penciptaan yang bersemayam di dalam diri, untuk melakukan internalisasi skill dan knowledge demi mengaktivasi potensi diri dengan optimal. Kadang kita terlalu sibuk mengagumi kesempurnaan insan lain di luar diri dan melakukan studi banding demi mencari cara mengejar ketinggalan. Sehingga kita urung bertemu dengan peran dan existence track sejati.
Padahal kita dan manusia lain tidak akan pernah mengorbit di existence track yang sama, karena sesungguhnya manusia tidak ada yang kongruen satu sama lain. Kita boleh belajar dari pengalaman orang lain atau terus saling mengingatkan. Namun tetap memberi ruang pada diri sendiri untuk terus berkembang menjadikan pribadi sejati kita tumbuh semakin baik.
Kita pun tidak perlu merasa ragu dengan kebenaran yang kita yakini. Ketika kebenaran itu merupakan hasil kesimpulan sadar dari kumpulan pengalaman spesifik dan unik yang berhasil dipahami pikiran, dicerna hati dan diterima jiwa seumur hidup kita. Karena kebenaran mutlak hanya milik Sang Pencipta, sedangkan kebenaran manusia sangatlah relatif. Sehingga perlu kiranya kita memberikan ruang gerak bagi siapapun yang hidup di dekat kita untuk menjadi dirinya sendiri tanpa harus mengganggu kesejatian diri kita.
Biarkan frekuensi dan panjang gelombang yang kita miliki beresonansi dengan milik manusia lain di semesta kita untuk saling menguatkan tanpa harus ada keinginan untuk saling meniadakan. Kejujuran pada diri dan semesta adalah kunci yang akan membawa kita pada keyakinan akan kesejatian diri.
Ada kekuatan besar di dalamnya, saat kita berhasil menyelami potensi diri. Lewat mengaktivasi setiap sumber daya yang terinstal pada kesatuan fisik, pikiran, hati dan jiwa untuk kemudian mengkoneksikannya dengan semesta dan Penciptanya sehingga kita berhasil mengetahui, mengerti, menerima dan melaksanakan peran sejati yang kan senantiasa tumbuh di dalam kehidupan kita.
Sesungguhnya tidak ada wadah yang cukup besar atau paling benar untuk memuat keberadaan diri setiap insan di muka bumi. Apalagi materi yang cukup tepat untuk mendeskripsikan kreativitas Sang Pemilik Jagat Raya yang mengejawantah secara spesifik di semesta setiap manusia kreasiNya, karena begitu luas TahtaNya di Langit dan Bumi.
Sedangkan langit secara konstan berubah dan terus mengembang pada garis edarnya. Jauh lebih cepat dari kemampuan potensi setiap manusia memahami segala bentuk kebenaran yang tersebar di jagat raya. Adakah celah bagi kita untuk layak merasa kecil atau justru merasa layak mengecilkan peran insan lain..? Bukankah satu-satunya celah yang boleh kita punya adalah keinginan dan kebutuhan untuk terus tumbuh, yang melahirkan keyakinan akan hadirnya hari esok yang semakin baik, untuk kehidupan di dalam diri dalam interaksinya dengan kehidupan lain di semesta..?
Sedangkan sebaik-baik manusia adalah yang besar manfaatnya bagi sesama. Artinya menyadari kesejatian peran pada gilirannya akan membawa kita kepada cara untuk menjadikan hidup ini penuh manfaat. Luasnya semesta yang akan mengambil kebaikan dari kehidupan kita sangatlah tergantung dari keinginan kita untuk direpoti dan tersedia baginya tanpa syarat. Jangkauan ruang gerak kita akan tergantung pada berkembangnya keterampilan, pengetahuan dan keyakinan yang harus kita bagi, demi melebarkan sayap-sayap kecil yang kita punya, untuk bersiap mengepak ke segala penjuru bumi yang membutuhkan sentuhan pikiran, hati dan jiwa manusia kita.
Semoga kita termasuk dalam golongan manusia yang selalu mau membaca tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta dalam kehidupan kita dan memikirkannya. Sehingga apapun peran yang kita pilih untuk dilaksanakan di semesta ini akan kita kerjakan dengan penuh komitmen dan kesadaran demi membangun kehidupan yang baik dan membawa kebaikan.
Semoga sebagai ayah dan ibu, suami dan isteri, pekerja dan pengusaha, politikus dan pemimpin umat, guru dan cendekiawan, dan masih banyak lagi peran di semesta, kita akan tetap menyadari bahwa kita adalah penduduk semesta dalam berbagai warnanya. Hingga jagat cilik yang kita miliki dalam diri dan keluarga kecil yang kita bangun dapat berkontribusi aktif sebagai bagian dari jagat raya. Dengan mengingat ada hak semesta atas setiap sumber daya dan potensi yang dititipkan Sang Pencipta dalam diri dan keluarga kita, semoga kehidupan kita akan terpelihara dalam kesejatian peran.
Semoga selain sebagai ibu dan isteri, diri ini mampu senantiasa jujur berbagi rasa dan pikiran lewat tulisan, membedah kesadaran dan pemikiran dalam komunitas happy mom dan smart parenting with love, juga berperan aktif menebar cinta dan harmoni di semesta baik on line maupun off line. Demi bumi yang lebih baik dan kehidupan anak negeri yang semakin sehat dan bahagia.
So Help Me God...
"If you wanna make the world a better place
take a look at yourself and make that change..."
~MJ - Man in The Mirror
#TowardsTheInfinitynBeyond
#VelocitynAcceleration
#GetaLIFEBeALIVE
No comments:
Post a Comment