August 29, 2019

Twilight Zone for The Soul, How Dark and Light Merged and Converted...

Hanya lewat memahami bagaimana Kasih dan Welas Asih mengalir dalam bentuk Universal Love,  kita melakukan fungsi Healing dan Educating pada semesta dalam diri,  dan semesta kecil tempat kita hidup. Tapi untuk  bisa mengerjakan itu semua, kita harus berupaya  menyelesaikan segala luka dan trauma di Diri...

Makanya dalam hidup kita sering dikirimi orang-orang istimewa yang kehadirannya  penting bagi proses bergerak,  tumbuh,  dan berkembang nya jiwa kita...

Sejatinya Hati seluas samudera,  mampu menampung dan mengalirkan Rasa seluas langit. Sementara Cinta dan Kasih Sayang begitu menyemesta hadir dalam beragam wajahnya, butuh kecermatan hati dan pikiran kita untuk memilah dan memperhatikanya. Semua baru akan menjadi Maha Daya jika saja kita mampu mengakses Sumbernya di lubuk terdalam jiwa,  ketika hati mampu membening...

Sayangnya dalam safari internal untuk bisa sampai ke sana, kita harus berani berhadapan dengan semua sisi dalam diri,  termasuk sisi tergelap jiwa,  di mana segala luka dan trauma disembunyikan bahkan dari pikiran kita sendiri,  agar kemudian kita mau berupaya memproses kesembuhannya...

Kita tidak dapat menggunakan apapun sebagai tameng untuk menutupi sisi manapun dari jiwa untuk mampu menyelaminya, kebeningan hati menuntut kejernihan pikiran dan cermin kejujuran,  untuk mencermati segala kondisi di dalam diri...

Konsep Cinta yang Satu sejatinya bukan tentang kepemilikan,  apalagi monopoli ruang seluas Hati untuk kepentingan ego.  CINTA yang SATU sejatinya adalah generator energi terkuat di dalam diri manusia,  yang potensinya dapat digunakan untuk mengakses energi apapun di semesta....

Agar dapat mengakses energi Cinta yang Satu,  kita perlu membangun keberanian untuk berhadapan dengan pedih perihnya memori yang tersimpan di dalam jiwa,  agar dapat mendeteksi adanya luka dan trauma di sana, hingga kemudian memproses kesembuhannya. Umumnya manusia lebih suka menyembunyikan bagian tersebut,  karena akses masuknya terkadang butuh keringat,  airmata, bahkan darah...

Kehadiran orang-orang istimewa di hidup kita seringnya berguna untuk menjadi cermin,  dan menyentuh bagian terdalam jiwa lewat Rasa yang dibangkitkannya. Semua proses yang dibutuhkan untuk menyembuhkan luka dan trauma di jiwa,  sejatinya bersifat non fisik, k hingga sentuhan fisik yang tidak pada tempatnya justru seringkali menjadi distraktor terbesar dari keseluruhan proses.  Sekalipun sentuhan fisik dapat digunakan sebagai celah masuk,  penyalahgunaannya justru berpotensi memperparah luka yang hendak disembuhkan...

Menjadi luar biasa,  saat kehadiran manusia lain dapat mengungkapkan keberadaan ranjau-ranjau emosi di jiwa, karena Rasa yang dibangkitkannya berhasil menarik keluar segala kejujuran dalam rasa,  yang disembunyikan jiwa bahkan dari pikiran kita sendiri...

Lewat serangkaian proses nggegirisi,  perlahan tapi pasti berkas cahaya yang dibangkitkan Rasa terutama saat energi Cinta yang SATU berhasil diakses, akan memancar dan memantulkan cahaya ke sudut tergelap jiwa,  hingga proses pergantian gelap ke terang dalam jiwa dapat paripurna...

Banyak manusia mengira,  untuk dapat membuka akses penuh pada cahaya, kita hanya butuh berdiri di tempat yang terang jauh dari gangguan gelap.  Padahal untuk dapat meraih cahaya,  kita hanya dapat melakukannya dengan terlebih dahulu memeluk kegelapan yang terpendam di lubuk terdalam jiwa,  dan mengkonversinya menjadi kebeningan lewat merefleksikan terang...

Selamat melakukan safari internal, berharap setiap diri mampu menyelam hingga ke dasar terdalam dan menemukan tirta perwita sari dalam kebeningan jiwanya...

Semoga...























#VibrateLove
#WisataSpiritual
#SafariInternal
#TentangCINTAyangSATU
#NotetoMyself


No comments:

Post a Comment

Wings of The Pheonix

The stars knew how long I've been wandering to find the heart that beats in tandem with mine.. The sun noticed how far I'd like to t...