August 9, 2019

When LOVE Burns Me...


They say it's what you make/ I say it's up to fate/ It's woven in my soul/ I need to let you go/ Your eyes, they shine so bright/ I want to save their light/ I can't escape this now/ Unless you show me how/ When you feel my heat/ Look into my eyes/ It's where my demons hide 
~ Imagine Dragons



"Menyayangimu itu Indah..." Kataku suatu hari, saat rona merah muda di dada meraja, mengintip bagai purnama di balik rimbunnya cemara... Tanpa sedikitpun aku mengerti, apa tujuan keberadaan semua warna rasa ini, gerangan apa lagi yang harus dipelajari sang diri lewat semuanya... 



Seandainya saja, kita diberi kesempatan untuk tau KAPAN, DI MANA dan BAGAIMANA kita bisa 'JATUH CINTA'. Sesuatu yang nyaris tidak dapat dihindari, terlebih saat kita tidak pernah dapat memilih kepada siapa CINTA harus dijatuhkan, sebab CINTA sejatinya punya rencana sendiri. Untunglah kita diberi hak pilih untuk setidaknya menentukan, apa CINTA itu akan tumbuh menjadi ANUGERAH, ataukah akan berakhir sebagai MUSIBAH, dengan segala potensi kekuatannya.

Sedang sejatinya setiap saat manusia butuh untuk menCINTAi dan merasa diCINTAi, sebagaimana kita PERLU untuk selalu mampu MENGHIDUPKAN CINTA, demi Nafas keSEGARannya.

Sayangnya tidak selamanya mengalir bersama CINTA itu mudah. Terutama saat JIWA masih menyimpan PRAHARA, berupa luka tersembunyi yang membenteng rapat dirinya di sudut tergelap jiwa. Hanya seringnya kembali berdarah saat pedih perih emosi menghujam relung terdalam dan menyingkap keberadaannya.

"Everytime Love burns me, I give myself a rebirth..."
Demikian kalbu berbisik, saat menatap goresan kepak sayap pheonix berwarna pelangi yang tetiba muncul di depan mata. Seakan sedang menghitung jumlah retakan yang pernah tertoreh di jiwa, ketika CINTA datang mengurai PRAHARA. Hingga diri kembali terhempas ke wilayah gelap terang jiwa di mana ilusi membelai realita, saat tiap larik cahaya mengiris relung tergelap yang tersimpan rapih dalam jiwa.

CINTA seringnya hadir dengan beragam wajahnya, mengajak siapapun yang disentuhnya melebur dalam pesona dan dayanya. Menghancurkan semua sekat yang pernah dibangun jiwa dalam pertumbuhannya. Hingga hilang segala bentuk eksistensi yang pernah muncul sebagai tameng untuk melindungi sang diri dari dunia luar. Semacam kawah candradimuka yang mampu membakar sang diri hingga ke dimensi partikel, demi menjalani takdirnya bagai sang pheonix yang terlahir kembali dari abu pembakarannya.




Demikianlah CINTA hadir untuk mengembalikan sang diri pada existence tracknya, sebagaimana Kahlil Gibran pernah menulis:
When love beckons to you, follow him, Though his ways are hard and steep. And when his wings enfold you yield to him,Though the sword hidden among his pinions may wound you. And when he speaks to you believe in him, Though his voice may shatter your dreams as the north wind lays waste the garden.
For even as love crowns you so shall he crucify you.Even as he is for your growth so is he for your pruning. Even as he ascends to your height and caresses your tenderest branches that quiver in the sun, So shall he descend to your roots and shake them in their clinging to the earth.

Saat diri berupaya mewujudkan CINTA ini lewat meladeni semesta sesuai existence track yang terberi, maka sejatinya mereka yang dihadirkan semesta di hadapan kita dalam naungan CINTA, adalah kehidupan yang perlu kita sentuh dengan CINTA yang memBANGUN dan memBERDAYAkan. CINTA sejatinya mampu mengajarkan pada sang diri cara meMULIAkan keHIDUPan, lewat menyaksikan Sang HIDUP tumbuh di dalam diri. Ketika sang diri mampu menemukan bahagia dengan cara menghadirkan BAHAGIA lewat DAYA yang terberi bagi sesama, sesuai dengan pesan paling hakiki dari semesta, alasan utama mengapa kita diciptakan.

Hanya saja perjalanan untuk sampai di sana, butuh serangkaian proses wisata internal yang nggegirisi, di mana jiwa harus mau berhadapan dengan apapun seteru terbesarnya di dalam diri. Sebab cara paling mungkin untuk meraih dan memantulkan CAHAYA CINTA di semesta, adalah lewat memeluk sisi GELAP yang mungkin bangkit di sudut terkelam diri...

Sedang siapapun yang tersentuh CINTA, sejatinya diberi kesempatan menemukan CERMIN terjujur bagi diri, pada siapapun yang telah dipilih dan dihadirkan oleh CINTA. Demi merefleksikan GELAP di jiwa yang muncul dalam serangkaian gelisah sebagai akibat naik dan turunnya level emosi dalam diri. Ketika dialektika antar hati bergerak, tumbuh,  dan berkembang, di ruang antar jiwa yang telah dibukakan oleh CINTA... 


Berharap semua mahluk yang mampu menikmati hadirnya CINTA, menemukan BAHAGIA bersama orang-orang terkasih...

Semoga...


#TheInfiniteLove
#BeyondInfinity
#TwilightZone


"Believe it, I see it
I know that you can feel it
No secrets worth keeping
So fool me like I'm dreaming

Take me through the night
Fall into the dark side
We don't need the light
We'll live on the dark side
I see it, let's feel it.."


~ Allan Walker

No comments:

Post a Comment

Wings of The Pheonix

The stars knew how long I've been wandering to find the heart that beats in tandem with mine.. The sun noticed how far I'd like to t...