January 16, 2013

Catatan Seorang Emak yang Sangat Keberatan dengan Belum TERTANGGULANGInya Banjir di JAKARTA...


Sedikit catatan dari seorang EMAK Rumahan yang merasa sangat keberatan jika harus terus menerus berhadapan dengan BANJIR, untuk PEMDA, Badan Koordinasi, Badan Penanggulangan Bencana, Kantor Kementrian wilayah dan LSM Lingkungan SE-JABODETABEK dalam rangka upaya adaptasi cuaca ekstrim terutama curah hujan tinggi di JABODETABEK dan penanggulangan banjir..

Kita semua tahu AIR tidak akan menjadi masalah bagi bumi dan manusia jika saja siklus hidrologi berlangsung seimbang dan sempurna, di mana curah hujan yang jatuh dapat segera menemukan jalan terbaik ke laut atau diserap PERMUKAAN TANAH dan disimpan sempurna oleh AKAR PEPOHONAN. Sayangnya, kapasitas sungai Ciliwung dan sungai-sungai lain serta kanal-kanal di Jakarta untuk mengalirkan air ke laut sudah tidak mencukupi lagi. Sedang daerah hijau dan permukaan tanah di Jabodetabek sudah tidak memadai untuk menyeimbangkan siklus hidrologi di wilayah ini. Jadi perlu adanya satu solusi terpadu dari di daerah hilir sampai ke hulu berkaitan dengan masalah tersebut.

Untuk itu sepertinya tidak boleh ditawar lagi kita perlu melakukan : 1. Rehabilitasi Hutan Mangrove. 2. Menjebol sebagian beton dan jalan untuk menggali kanal dan memperluas jalur hijau. 3. Relokasi SAMPAH dari jalan-jalan air. 4. Menggegarkan kesadaran masyarakat akan perlunya ruang hijau dan drainase yang bersih.

Kemudian mengingat salah satu penyebab banjir besar di Jakarta adalah tidak sebandingnya kecepatan pelepasan air dari Manggarai ke laut dengan debit air yang dikirim dari Bogor dan Depok ke Jakarta.. Maka perlu kiranya dibangun lebih banyak bendungan dan pintu air tambahan disepanjang sungai ciliwung untuk memperlambat debit air dari Bogor dan Depok.

Bendungan dan pintu air yang ada HARUS dilengkapi dengan konsep koordinasi antar pintu real-time yang dapat dipantau dan disiarkan secara luas lewat berbagai media terutama dapat diakses menggunakan internet, juga secara REAL-TIME..

Masyarakat umum terutama EMAK rumahan, PERLU tau dengan pasti volume dan debit air yang akan masuk di lokasi masing-masing, dengan hitungan kasar berapa cm/m tiap satuan waktu. Sehingga upaya evakuasi barang dan jiwa dapat dipertimbangkan secara akurat..

Hari ini Rabu, 16 Januari 201.. Lagi-lagi banyak penduduk kehilangan barang yang hanya diselamatkan di bawah atap rumah berlantai satu, karena berasumsi air tidak akan mencapai ketinggian itu. Ternyata air bahkan menghanyutkan genteng rumah mereka...

Miris menyaksikan tetangga di Jl. Ciliwung Ujung, Kp Kramat Condet -Cililitan, yang telah kehilangan tempat tidur hangat kini bahkan tidak punya baju kering untuk ganti. Kompor dan perabot hanyut terbawa air sementara rumah masih terendam lumpur. Hal yang sama pernah terjadi di tahin 2002 dan 2007, seharusnya tidak perlu terjadi lagi di 2013 jika saja teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sempurna oleh setiap penanggung jawab wilayah dan instansi terkait..





50 meter dari rumah kami, 16 Januari 2013 pukul 06.00 pagi..

Demikian sekelumit curhatan Geje Emak, semoga ada yang membaca dan memperhatikan. Semoga malam ini tidak bertambah warga DKI Jakarta terutama anak-anak yang kehilangan tempat tidur hangatnya, karena BANJIR. Amiiiin..

No comments:

Post a Comment

Wings of The Pheonix

The stars knew how long I've been wandering to find the heart that beats in tandem with mine.. The sun noticed how far I'd like to t...